Berita
Surat dukungan hingga buku zikir dikirimkan untuk Risma
Tanggal : 02/23/2014, 17:29:36, dibaca 417 kali.
Merdeka.com - Sejak berseteru dengan wakil wali kota Wisnu Sakti Buana, dukungan untuk Tri Rismaharini terus mengalir. Bahkan, seperti diungkap Kabag Humas Pemkot Surabaya, Muhammad Fikser, selama sepekan ini, sekretariat Pemkot Surabaya kebanjiran surat dukungan dari berbagai kalangan.
"Surat itu berisi dukungan moral dan penyampaian dukungan untuk Bu Wali (Tri Rismaharini) agar tidak mundur sebagai Wali Kota Surabaya," katanya, Minggu (23/2).
Dia juga mengungkapkan, surat dukungan untuk Risma itu tak hanya datang dari warga Surabaya yang mengatasnamakan pribadi sendiri, melainkan juga datang dari lembaga seperti yayasan, Legiun Veteran, serta sejumlah elemen masyarakat lainnya.
"Sementara surat yang datang dari pribadi warga Surabaya, beragam bentuk. Ada yang ditulis dengan tulisan tangan ada juga dengan ketikan komputer. Bahkan ada juga yang menyertakan buku zikir buat Bu Wali," beber Fikser.
Kepada warga, lembaga maupun elemen masyarakat yang telah memberi dukungan terhadap Tri Rismaharini itu, Fikser juga menyampaikan rasa terima kasihnya, mewakili Pemkot Surabaya.
"Surat-surat yang masuk ini merupakan apresiasi dari masyarakat secara murni untuk mendukung Bu Wali. Ini adalah bukti bahwa masyarakat sangat mencintai beliau. Untuk itu, atas nama Bu Risma dan mewakili Pemkot Surabaya, saya mengucapkan terima kasih," ucapnya.
Seperti diketahui, sejak menyatakan mundur dari jabatannya pasca-dilantiknya Wisnu Sakti Buana menggantikan Bambang DH pada Januari lalu, wali kota perempuan pertama di Kota Pahlawan itu, diisukan mundur dari jabatannya yang tinggal satu tahun.
Berbagai wacana dan opini terus berkembang. Bahkan, kabar mundurnya Risma itu, dikait-kaitkan dengan masalah aksi pemakzulan yang pernah dilakukan Wisnu bersama dengan anggota DPRD Surabaya yang lain, pada awal kepemimpinan Risma.
Risma sendiri menegaskan kalau dia tidak ada masalah dengan Wisnu, tapi mempermasalahkan proses pemilihan Wisnu yang dianggapnya tidak prosedural, sehingga menyatakan akan mundur dari jabatannya karena tidak bisa bekerja dengan seseorang bila cacat secara hukum.
Sejak saat itu, berbagai dukungan terus dilontarkan berbagai elemen, baik dukungan secara fisik berupa aksi turun jalan, maupun berupa surat-surat dukungan moral untuk alumni Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS) tersebut.
[bal]
Kembali ke Atas
Berita Lainnya : |
| Silahkan Isi Komentar dari tulisan berita diatas |
Komentar :
Kembali ke Atas

Total Hits
Hari ini
Member Online