Artikel
Psikolog: Kurikulum 2013 Dukung Kemandirian Siswa Introver
Tanggal : 11-04-2014 12:12, dibaca 617 kali.
Guru mengajar didepan kelas (sumber: Antara)
Jakarta - Kurikulum 2013 didesain agar siswa lebih aktif belajar. Pola ini diharapkan bisa mewujudkan pendidikan berkarakter, berwawasan lokal, serta pola didik yang ceria dan bersahabat. Sementara kurikulum sebelumnya cenderung menitikberatkan pada pembelajaran searah dari guru.
Keaktifan yang menjadi kunci penting dalam penerapan kurikulum yang mengundang pro dan kontra ini bisa memercik kekhawatiran orangtua yang memiliki anak berkepribadian introver.
Secara umum, ciri-ciri orang dengan kepribadian introver: enggan mengungkapkan isi hati atau pendapatnya, cenderung berdiam diri, tidak banyak komentar, kurang ekspresif, senang mengamati daripada menjadi pusat perhatian, senang bekerja sendiri ketimbang harus bekerja kelompok, dan kurang memiliki banyak teman. Bila pun punya teman dekat, hubungannya akan sangat kuat.
Sementara Kurikulum 2013 merupakan kombinasi dari Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Hal ini mungkin menjadi kekhawatiran oleh sebagian kalangan masyarakat khususnya orang tua yang memiliki anak berkepribadian introver.
Menanggapai hal ini, psikolog keluarga Dra Adriana S. Ginanjar, kepada Beritasatu.com mengungkap, dalam menempuh pola pengajaran yang berubah ini, faktor terpenting adalah bimbingan dari sekolah dan keluarga.
“Dengan diberlakukannya Kurikulum 2013 ini, sekolah dan keluarga menjadi faktor penting bagi anak yang berkepribadian introver untuk bisa melewati transisi ini. Tapi dengan perspektif kata 'aktif' yang lain, saya yakin anak introver jauh bisa lebih mandiri untuk beradaptasi,” ujar Adriana ketika dihubungi, Jakarta, Rabu (17/7).
Menurut Adraian, Kurikulum 2013 ini justru bisa menjadi keuntungan bagi anak introver. "Anak introver itu justru bisa jauh lebih mandiri karena dalam hal beradaptasi dengan tugas-tugas yang membutuhkan kemandirian, seperti yang ada di kurikulum 2013 dengan penyederhanaan materi ini, mereka jauh lebih fokus," imbuhnya.
Ia juga menambahkan catatan penting untuk guru dan orangtua, demi kesuksesan pendidikan anak agar berinisiatif memulai komunikasi yang kondusif dan memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan diri, entah dalam bidang seni atau lainnya.
Adriana juga menilai, pujian dan penguatan yang diberikan guru dan orangtua dapat membantu murid yang introver saat menghadapi masa transisi kurikulum 2013 ini.
“Menurut saya, pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu melihat potensi murid dan mampu membentuk karakter yang baik bagi anak sehingga diperlukan sikap positif yang guru tunjukkan kepada murid dengan memberi kesempatan murid untuk berpendapat,” jelasnya.
Senada dengan Adriana, tokoh pendidikan Indonesia, Guru Besar Universitas Negeri Jakarta, sekaligus duta UNESCO Prof. Dr. Arief Rahman meyakini, jika dijalankan dengan benar, Kurikulum 2013 akan membantu murid baik yang introver atau ekstrover untuk berkembang.
"Tidak ada pengaruh yang besar dan signifikan antara diberlakukannya Kurikulum 2013 dan kemampuan anak yang berkepribadian introver,” ujar Arief kepada Beritasatu
Pengirim : Firman Fernando/NAD
Kembali ke Atas
Artikel Lainnya :
- MEMAKNAI IDUL ADHA DENGAN BERBAGI PADA SESAMA
- MENJUNJUNG TINGGI PERSATUAN BANGSA MAKNA PERINGATAN HARI LAHIR PANCASILA DI SMPN 1 SOOKO
- P-5 KOMPOSTING
- PENEBARAN 1000 BENIH IKAN NILA dan LELE Oleh Bunda Purwaning Asri, S. Pd. M. Pd.
- HGN 2022 SMPN 1 Sooko Mojokerto
Komentar :
Kembali ke Atas

Total Hits
Hari ini
Member Online