Banner
Login Member
Username:
Password :
Jajak Pendapat
Bermanfaatkah Website sekolah bagi anda
Ragu-ragu
Tidak
Ya
  Lihat
Bagaimana menurut Anda tentang tampilan website ini ?
Bagus
Cukup
Kurang
  Lihat
Statistik

Total Hits : 409870
Pengunjung : 105184
Hari ini : 7
Hits hari ini : 151
Member Online : 293
IP : 216.73.216.36
Proxy : -
Browser : Gecko Mozilla
:: Kontak Admin ::

ppws_online    Suliadjauhariana
Agenda
26 October 2025
M
S
S
R
K
J
S
28
29
30
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
1
2
3
4
5
6
7
8

GEMPITA KATA SERAPAN DAN BAHASA DAERAH DI MEDIA SOSIAL

Tanggal : 05-02-2018 12:17, dibaca 514 kali.

GEMPITA KATA SERAPAN DAN BAHASA DAERAH DI MEDIA SOSIAL

Oleh :

Putri Ismukhannah Ayu Alifia & Siti Nur Ainiyah

Suatu  system sosial  budaya merupakan suatu totalitas nilai, tata sosial, tata laku manusia.Wujud system sosial budaya berupa pandangan hidup, falsafah negara dalam berbagai sisi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang menjadi landasan pola prilaku dan tata struktur masyarakat.  Pola prilaku dalam sosial budaya yang menjadi perhatian penulis yaitu pola prilaku di media sosial. Media sosial, merupakan sebuah saluran atau sarana untuk pergaulan sosial yang dilakukan secara online melalui  jaringan internet.

Dalam tatanan sosial budaya, Indonesia mengedepankan cita - cita moral rakyat yang luhur yang menghormati kemerdekaan tiap penduduk dalam memeluk agama serta menjamin keberlangsungan pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia. Sehingga terbentuk suatu kebudayaan nasional yang luhur dan beradab. Kebudayaan yang ada di Indonesia ini, menyebabkan bertambahnya keberagaman jenis kebudayaan di Indonesia seperti ras, sosial budaya dan agama.

Berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia turut berkontribusi mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga dapat mencerminkan kebudayaan tertentu. Indonesia memiliki kearifan lokal sangat kaya akan keragaman budaya “cultural diversity"  dan bahasanya. Tahukah Anda macam ragam budaya dan bahasa yang ada di Indonesia? Ragam budaya Indonesia memang tidak terpungkiri kebenarannya, bahwa Indonesia  adalah negara multikultural. Berdasarkan referensi, kita mempunyai 17.480 Pulau, 750 Bahasa daerah, dan 1.128 suku bangsa. Dari angka-angka ini munculah wayang, tari kecak, sampai dengan debus. Tapi apakah anda tau kebudayaan apalagi yang dimiliki Indonesia?  Banyak sekali budaya di Indonesia yang bermunculan, seperti munculnya budaya baru tanpa kita sadari menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia.

Hadirnya budaya kepo (ingin tau urusan orang lain). Budaya ini seakan menjadi sifat dasar manusia, yaitu ”rasa penasaran yang tinggi”.  Sering kita lihat dan kita dengar dari telinga kita sendiri yaitu membicarakan tetangga bahkan keluarga sendiri. Cerita tentang anak tetangga yang tiba-tiba pulang kerumah orangtuanya dengan status janda ini pasti akan lebih menarik daripada Cinta Fitri - season 6. Why bother? Padahal ada begitu banyak alasan perceraian, tapi para penganut budaya ini pasti lebih senang jika skenarionya tidak seperti itu. Lalu terjadilah proses brainstorming yang menghasilkan satu keputusan bulat: “dia pasti ga bisa ngasih keturunan”.

Cerita ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi dan hasil observasi dari penulis, maka hanya nama para pelaku yang akan disamarkan. Berikut adalah studi kasus nya…

Ibu Susi: eeehh, bu evi.... lama ga keliatan! Aduh, anak perempuannya udah jadi gadis ya sekarang. Kalo udah ketemu jodohnya cepetan diresmiin donk bu… biar nanti bu evi cepet dapet cucu juga.

Ibu Evi: iya nih, saya lagi sering nemenin suami di luar kota. ahh enggak kok bu, anak saya masih kecil. Lulus kuliah aja belom. Saya bilang sih dia pelan-pelan aja.

Ibu Susi: eh, bu Evi tau ga, anaknya bu Sari yang paling tua tinggal disini lagi lho bu... tapi dia pulang ga sama suaminya. Udah tiga minggu, tapi suaminya masih ga dateng-dateng juga.

Ibu Martha: gimana mau dateng!? orang mereka udah cere’! (cerai)

Kemaren saya mau beli odol di warungnya, eh terus keliatan dah tu si Nisa. Saya tanya kan, ‘lagi pada ngumpul bu anak-anak?’, terus die bilang, ’enggak bu, nisa-nya aja. Biasalah bu... masalah rumah tangga. Kalo emang jodoh mah pasti ga akan kemana bu’

Ibu Evi: sayang yaa.... padahal kan udah lama. Enam tahun ya kalo ga salah..

Ibu Susi: eh ngomong-ngomong mereka kan udah lama kawinnya, tapi masih belom dapet baby. Bukan maksudnya mau ngomongin tetangga lho bu, tapi kalo perempuan ga bisa ngasih keturunan pasti jadinya susah.

Mungkin mereka hanya menganggap ini sebagai pembicaraan ringan, tapi semakin saya perhatikan, saya semakin sadar bahwa memang seperti ini lah pola pikir bangsa kita. Hanya dengan satu kejadian dalam waktu yang singkat mereka sudah dapat menyimpulkan masalahnya. Dan jangan lupa, ini bahkan bukan masalah mereka. Kemudian, mereka memberikan ’label baik’ dan ’label buruk’ ke orang tersebut?

Budaya nelpon keras-keras di tempat umum. Anda yang sering menggunakan angkutan umum, pasti cukup sering melihat/mendengar perealisasian dari kebudayaan ini. Budaya yang satu ini informatif sekaligus annoying. Mengganggu karena harus ikut mendengar pembicaraan yang tidak penting dengan kata-kata yang diulang-ulang, karena lingkungan yang berisik. Seperti kita lihat di negara Jepang, orang menerima telepon  ditempat umum merupakan hal yang dianggap tidak sopan. Kenapa ? karena di Jepang waktu mengantri /ditempat umum menjadi sebuah waktu emas untuk beristirahat, membaca buku, dan lain sebagainya. Sehingga waktu  itu sangat benar – benar bermanfaat.  

Contoh kasus:

Bapak-bapak: bu, itu tadi duitnya udah di transfer? Hah? Iyaa, tapi udah di transfer belom? Ga kedengeran nih! Hah? Ooh udah.... Iya nanti diambil sekalian. Hah? Masih di jalan. Hah?

Dan pembicaraan ini masih berlanjut selama tiga menit kedepan dengan nyaris mencapai 15 ’hah?’.

Selain itu, budaya ini juga memberikan efek informatif. Contohnya ketika saya sedang berada di bis dalam perjalanan pulang, seorang mas-mas sedang menelepon seorang perempuan dengan telepon yang di loudspeaker-kan. Jadi, sebagian besar penumpang dapat mendengar pembicaraan dua arah ini. Itu sangat mengganggu sekali bagi orang seklilingnya.

Budaya ngaret, Kebudayaan yang satu ini sudah seperti identitas dari bangsa. Budaya ini telah menyebar secara pelan tapi pasti. Semua orang pasti pernah di buat menunggu oleh teman/pacar/partner bisnis/guru dan sejenisnya. Saya yakin, pasti masih ada orang-orang yang masih menghargai waktu. Tapi saya juga yakin, orang-orang ini lama kelamaan pasti bosan karena selalu dibuat menunggu. Nantinya, ketika mereka akan membuat janji dengan orang lain, mereka fikir mereka tidak harus datang tepat waktu, karena nantinya si orang ini juga bakal telat. Mengatasi hal tersebut perlu kita lakukan pembiasaan sejak dini yang dilakukan oleh keluarga. Karena dengan itulah kita bisa sedikit demi sedikit menghilangkan kebudayaan yang buruk itu.

Budaya meniru bahasa orang lain. Era Globalisasi seperti ini, remaja-remaja Indonesia hampir seluruhnya terpengaruh oleh budaya luar. Masuknya budaya asing ke Indonesia membawa dampak negatif dan positif bagi remaja Indonesia. Mulai dari cara berpakaian hingga dan bergaul mereka yang terlalu bebas yang di adopsi remaja Indonesia menyebabkan banyak sekali penyimpangan norma di Indonesia. Termasuk juga penyimpangan bahasa, yaitu bahasa yang diambil dari bahasa asing. Hingga menyebabkan munculnya kosa kata bahasa baru, bahasa serapan .

Bahasa adalah refleksi dan identitas yang paling kokoh dari sebuah budaya. Ragam bahasa di Indonesia sangatlah banyak, karena di Indonesia terbagi menjadi berbagai pulau dan macam suku bangsa. Tiap suku mempunyai bahasanya sendiri, yang sering disebut bahasa daerah. Bahasa daerah yaitu bahasa yang diturunkan di suatu wilayah dalam sebuah negara kebangsaan pada suatu daerah.

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat multilingual. Di dalam masyarakat multilingual kemungkinan terjadinya kontak bahasa tidak dapat dihindari. Suatu masyarakat tak akan lepas dari sebuah system sosial budaya. Karena sistem ini memiliki pola pikir yang menunjukan karakteristik yang khas dalam suatu negara atau bangsa. Karakteristik bangsa Indonesia ialah saling bertoleransi antar suku, ras, bangsa dan kepercayaan umat beragama. Karena bahasa juga merupakan refleksi dan identitas yang paling kokoh dari sebuah budaya. Berbicara tentang  kebudayaan, terciptanya bukan hanya dari buah pikir dan budi manusia saja, tetapi dikarenakan adanya interaksi antara manusia dengan alam sekitarnya. Suatu interaksi dapat berjalan apabila ada lebih dari satu orang yang saling berhubungan atau komunikasi. Dari interaksi itulah terjadi sebuah kebudayaan yang menyangkut lingkungan sekitar dan oleh sebab itu pula kita mempunyai beragam kebudayaan.

Suatu interaksi atau komunikasi tersebut tidaklah berjalan tanpa adanya bahasa yang muncul dalam masyarakat. Karena bahasa juga merupakan refleksi dan identitas yang paling kokoh dari sebuah budaya. Bahasa Indonesia berasal dari beragam daerah menjadi bahasa asal bagi kata serapan , bahasa daerah tersebut antara lain bahasa jawa, bahasa sunda, dialek khas jakarta, dan bahasa minangkabau.Namun seiringperkembangan era globalisasi, kini penggunaaan bahasa daerah mulai pudar / hilang keasliannya. Mulai pudarnya bahasadaerah tersebut mengakibatkan munculnya bahasa baru , seperti bahasa serapan.

Bahasa serapan yaitu bahasa hasil integrasi dari bahasa asing dan bahasa daerah kedalam bahasa Indonesia. Ejaan, tulisan ,dan ucapan disesuaikan dengan fungsi bahasa itu sendiri, bahasa serapan di fungsikan masyarakat untuk berkomunikasi di media sosial. Penggunaan kata serapan yang marak bisa mengakibatkan mulai pudarnya keaslian bahasa Indonesia. Kenapa ? karena bahasa tersebut sudah lebih sering digunakan masyarakat  dari pada bahasa asli negara kita. Dilihat dari kebiasaan anak zaman sekarang dalam penggunaan bahasanya banyak menggunakan bahasa asing,  hingga terbawa dalam kehidupan sehari – hari.TBahasa serapan selain dapat membantu kegiatan promosi juga menjadi daya tarik yang mampu membantu kita dalam belajar bahasa daerah /asing secara tidak lagsung. Adapun ragam bahasa serapan dari bahasa daerah dan dari bahasa  asing sebagai berikut :

Karena banyaknya suku bangsa yang ada di Indonesia, beberapa kata dari beragam daerah pun juga menjadi asal munculnya kata serapan. Bahasa daerah yang sering digunakan tersebut antara lain bahasa Jawa, bahasa Sunda, Dialek khas Jakarta, bahasa Minangkabau. Berikut contoh kata serapan dari bahasa daerah 

Bahasa Jawa

Bahasa Sunda

Dialek khas Jakarta

Bahasa Minangkabau

Ampuh  :  Sakti

Nyeri  :  Sakit

Ceroboh  :  Tidak hati-hati

    Acuh  :  Peduli

Langka  :  Jarang Ada

Mending:  Lumayan

Genit  :  Bergaya

     Gigih  :  Tangguh

Lugu      :  Polos

Meriang : 

  Sakit

Cakep  :  Mempesona

     Bertele-tele  :  Melantur

 

Banyak kata serapan yang berasal dari beberapa bahasa asing, antara lain bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Portugis, bahasa Cina, bahasa Belanda. Berikut beberapa contoh kata serapan dari masing-masing bahasa asing:

Bahasa Inggris

Bahasa Arab

Bahasa Portugis

Bahasa Cina

Bahasa Belanda

Aktor

Abad

Armada

Bakiak

Amatir

Bisnis

Almanak

Algojo

Bakmi

Akte

Detail

Baligh

Bangku

Bakwan

Bombardir

Ekspor

Ilmu

Dadu

Cawan

Coklat

Inovasi

Lafal

Dansa

Ginseng

Diet

Contoh Kata Serapan

Sebagai pelengkap referensi tentang kata serapan, berikut disajikan beberapa contoh kata serapan:

No.

Kata Asal

Kata Serapan

Bahasa Asal

1.

Abad

Abad

Arab

2.

Algoz

Algojo

Portugis

3.

Acar

Acar

Parsi

4.

Almanak

Almanak

Arab

5.

Ajian

Mantra

Jawa Kuno

6.

Angkara

Murka

Jawa Kuno

7.

Amateur

Amatir

Belanda

8.

Atleet

Atlet

Belanda

9.

Actor

Aktor

Inggris

10.

Aquarium

Akuarium

Inggris

11.

Allergy

Alergi

Inggris

12.

Ballpoint

Bolpen

Inggris

13.

Ballon

Balon

Inggris

14.

Boetiek

Butik

Belanda

15.

Baligh

Baligh

Arab

16.

Bakiak

Bakiak

China

17.

Banco

Bangku

Portugis

18.

Bolo

Bolu

Portugis

19.

Cuba

Coba

Jawa Kuno

20.

Chocolade

Coklat

Belanda

21.

Coin

Koin

Inggris

22

Community

Komunitas

Inggris

23.

Copy

Salin

Inggris

24.

Conducive

Kondusif

Inggris

25.

Data

Data

Inggris

26.

Discount

Diskon

Inggris

27.

Director

Direktur

Inggris

28.

Docent

Dosen

Belanda

29.

Duraka

Durhaka

Jawa Kuno

30.

Diwasa

Dewasa

Jawa Kuno

31.

Encang

Paman

Belanda

32.

Egoistisch

Egois

Belanda

33.

Edition

Edisi

Inggris

34.

Embryo

Embrio

Inggris

35.

Essay

Esai

Inggris

36.

Erosion

Erosi

Inggris

37.

Export

Ekspor

Inggris

38.

Etiquette

Etiket

Belanda

39.

Enzyme

Enzim

Inggris

40.

Ijs

Es

Belanda

41..

Hotel

Hotel

Belanda

42.

Garem

Garam

Jawa Kuno

             

Kosa kata serapan tersebut sangatlah viral di media sosial  saat ini. Viral dan media sosial ??? dua kata yang mungkin ada diantara kalian yang belum begitu mengerti. Kata viral bukan berasal dari bahasa Indonesia. Sedangkan media sosial, merupakan sebuah  saluran atau sarana untuk pergaulan sosial yang dilakukan secara online melalui  jaringan internet. Di zaman yang bisa dibilang canggih ini tentu media sosial tentu banyak pengaksesnya. Di Indonesia sendiri penggunaan media sosial sudah menyebarluas terutama di daerah kota – kota. Adapun jumlah pengguna media sosial di tanah air menurut data yang diperolehe Marketer (2017) dapat mencapai total 112 juta orang, yang membuat Indonesia berada pada urutan ke-6 pengguna internet terbanyak di dunia.

Berdasarkan uraian di atas, dapatlah ditarik sebuah kesimpulan bahwa budaya, bahasa, kata serapan dan  bahasa daerah merupa khazanah kekayaan bangsa Indonesia. Media sosial lahir sebagai media komunikasi dan kosa kata serapan dan bahasa daerah yang ada di dalamnya, merupakan peristiwa patut mendapat perhatian untuk perkembangan dan pengendalian budaya dan bahasa di Indonesia.

 



Pengirim : snisfi18
Kembali ke Atas
Artikel Lainnya :
Silahkan Isi Komentar dari tulisan artikel diatas
Nama
E-mail
Komentar

Kode Verifikasi
                

Komentar :


   Kembali ke Atas