Artikel
GEMPITA KATA SERAPAN DAN BAHASA DAERAH DI MEDIA SOSIAL
Tanggal : 05-02-2018 12:17, dibaca 514 kali.
GEMPITA KATA SERAPAN DAN BAHASA DAERAH DI MEDIA SOSIAL
Oleh :
Putri Ismukhannah Ayu Alifia & Siti Nur Ainiyah
Suatu system sosial budaya merupakan suatu totalitas nilai, tata sosial, tata laku manusia.Wujud system sosial budaya berupa pandangan hidup, falsafah negara dalam berbagai sisi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang menjadi landasan pola prilaku dan tata struktur masyarakat. Pola prilaku dalam sosial budaya yang menjadi perhatian penulis yaitu pola prilaku di media sosial. Media sosial, merupakan sebuah saluran atau sarana untuk pergaulan sosial yang dilakukan secara online melalui jaringan internet.
Dalam tatanan sosial budaya, Indonesia mengedepankan cita - cita moral rakyat yang luhur yang menghormati kemerdekaan tiap penduduk dalam memeluk agama serta menjamin keberlangsungan pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia. Sehingga terbentuk suatu kebudayaan nasional yang luhur dan beradab. Kebudayaan yang ada di Indonesia ini, menyebabkan bertambahnya keberagaman jenis kebudayaan di Indonesia seperti ras, sosial budaya dan agama.
Berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia turut berkontribusi mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga dapat mencerminkan kebudayaan tertentu. Indonesia memiliki kearifan lokal sangat kaya akan keragaman budaya “cultural diversity" dan bahasanya. Tahukah Anda macam ragam budaya dan bahasa yang ada di Indonesia? Ragam budaya Indonesia memang tidak terpungkiri kebenarannya, bahwa Indonesia adalah negara multikultural. Berdasarkan referensi, kita mempunyai 17.480 Pulau, 750 Bahasa daerah, dan 1.128 suku bangsa. Dari angka-angka ini munculah wayang, tari kecak, sampai dengan debus. Tapi apakah anda tau kebudayaan apalagi yang dimiliki Indonesia? Banyak sekali budaya di Indonesia yang bermunculan, seperti munculnya budaya baru tanpa kita sadari menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia.
Hadirnya budaya kepo (ingin tau urusan orang lain). Budaya ini seakan menjadi sifat dasar manusia, yaitu ”rasa penasaran yang tinggi”. Sering kita lihat dan kita dengar dari telinga kita sendiri yaitu membicarakan tetangga bahkan keluarga sendiri. Cerita tentang anak tetangga yang tiba-tiba pulang kerumah orangtuanya dengan status janda ini pasti akan lebih menarik daripada Cinta Fitri - season 6. Why bother? Padahal ada begitu banyak alasan perceraian, tapi para penganut budaya ini pasti lebih senang jika skenarionya tidak seperti itu. Lalu terjadilah proses brainstorming yang menghasilkan satu keputusan bulat: “dia pasti ga bisa ngasih keturunan”.
Cerita ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi dan hasil observasi dari penulis, maka hanya nama para pelaku yang akan disamarkan. Berikut adalah studi kasus nya…
Ibu Susi: eeehh, bu evi.... lama ga keliatan! Aduh, anak perempuannya udah jadi gadis ya sekarang. Kalo udah ketemu jodohnya cepetan diresmiin donk bu… biar nanti bu evi cepet dapet cucu juga.
Ibu Evi: iya nih, saya lagi sering nemenin suami di luar kota. ahh enggak kok bu, anak saya masih kecil. Lulus kuliah aja belom. Saya bilang sih dia pelan-pelan aja.
Ibu Susi: eh, bu Evi tau ga, anaknya bu Sari yang paling tua tinggal disini lagi lho bu... tapi dia pulang ga sama suaminya. Udah tiga minggu, tapi suaminya masih ga dateng-dateng juga.
Ibu Martha: gimana mau dateng!? orang mereka udah cere’! (cerai)
Kemaren saya mau beli odol di warungnya, eh terus keliatan dah tu si Nisa. Saya tanya kan, ‘lagi pada ngumpul bu anak-anak?’, terus die bilang, ’enggak bu, nisa-nya aja. Biasalah bu... masalah rumah tangga. Kalo emang jodoh mah pasti ga akan kemana bu’
Ibu Evi: sayang yaa.... padahal kan udah lama. Enam tahun ya kalo ga salah..
Ibu Susi: eh ngomong-ngomong mereka kan udah lama kawinnya, tapi masih belom dapet baby. Bukan maksudnya mau ngomongin tetangga lho bu, tapi kalo perempuan ga bisa ngasih keturunan pasti jadinya susah.
Mungkin mereka hanya menganggap ini sebagai pembicaraan ringan, tapi semakin saya perhatikan, saya semakin sadar bahwa memang seperti ini lah pola pikir bangsa kita. Hanya dengan satu kejadian dalam waktu yang singkat mereka sudah dapat menyimpulkan masalahnya. Dan jangan lupa, ini bahkan bukan masalah mereka. Kemudian, mereka memberikan ’label baik’ dan ’label buruk’ ke orang tersebut?
Budaya nelpon keras-keras di tempat umum. Anda yang sering menggunakan angkutan umum, pasti cukup sering melihat/mendengar perealisasian dari kebudayaan ini. Budaya yang satu ini informatif sekaligus annoying. Mengganggu karena harus ikut mendengar pembicaraan yang tidak penting dengan kata-kata yang diulang-ulang, karena lingkungan yang berisik. Seperti kita lihat di negara Jepang, orang menerima telepon ditempat umum merupakan hal yang dianggap tidak sopan. Kenapa ? karena di Jepang waktu mengantri /ditempat umum menjadi sebuah waktu emas untuk beristirahat, membaca buku, dan lain sebagainya. Sehingga waktu itu sangat benar – benar bermanfaat.
Contoh kasus:
Bapak-bapak: bu, itu tadi duitnya udah di transfer? Hah? Iyaa, tapi udah di transfer belom? Ga kedengeran nih! Hah? Ooh udah.... Iya nanti diambil sekalian. Hah? Masih di jalan. Hah?
Dan pembicaraan ini masih berlanjut selama tiga menit kedepan dengan nyaris mencapai 15 ’hah?’.
Selain itu, budaya ini juga memberikan efek informatif. Contohnya ketika saya sedang berada di bis dalam perjalanan pulang, seorang mas-mas sedang menelepon seorang perempuan dengan telepon yang di loudspeaker-kan. Jadi, sebagian besar penumpang dapat mendengar pembicaraan dua arah ini. Itu sangat mengganggu sekali bagi orang seklilingnya.
Budaya ngaret, Kebudayaan yang satu ini sudah seperti identitas dari bangsa. Budaya ini telah menyebar secara pelan tapi pasti. Semua orang pasti pernah di buat menunggu oleh teman/pacar/partner bisnis/guru dan sejenisnya. Saya yakin, pasti masih ada orang-orang yang masih menghargai waktu. Tapi saya juga yakin, orang-orang ini lama kelamaan pasti bosan karena selalu dibuat menunggu. Nantinya, ketika mereka akan membuat janji dengan orang lain, mereka fikir mereka tidak harus datang tepat waktu, karena nantinya si orang ini juga bakal telat. Mengatasi hal tersebut perlu kita lakukan pembiasaan sejak dini yang dilakukan oleh keluarga. Karena dengan itulah kita bisa sedikit demi sedikit menghilangkan kebudayaan yang buruk itu.
Budaya meniru bahasa orang lain. Era Globalisasi seperti ini, remaja-remaja Indonesia hampir seluruhnya terpengaruh oleh budaya luar. Masuknya budaya asing ke Indonesia membawa dampak negatif dan positif bagi remaja Indonesia. Mulai dari cara berpakaian hingga dan bergaul mereka yang terlalu bebas yang di adopsi remaja Indonesia menyebabkan banyak sekali penyimpangan norma di Indonesia. Termasuk juga penyimpangan bahasa, yaitu bahasa yang diambil dari bahasa asing. Hingga menyebabkan munculnya kosa kata bahasa baru, bahasa serapan .
Bahasa adalah refleksi dan identitas yang paling kokoh dari sebuah budaya. Ragam bahasa di Indonesia sangatlah banyak, karena di Indonesia terbagi menjadi berbagai pulau dan macam suku bangsa. Tiap suku mempunyai bahasanya sendiri, yang sering disebut bahasa daerah. Bahasa daerah yaitu bahasa yang diturunkan di suatu wilayah dalam sebuah negara kebangsaan pada suatu daerah.
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat multilingual. Di dalam masyarakat multilingual kemungkinan terjadinya kontak bahasa tidak dapat dihindari. Suatu masyarakat tak akan lepas dari sebuah system sosial budaya. Karena sistem ini memiliki pola pikir yang menunjukan karakteristik yang khas dalam suatu negara atau bangsa. Karakteristik bangsa Indonesia ialah saling bertoleransi antar suku, ras, bangsa dan kepercayaan umat beragama. Karena bahasa juga merupakan refleksi dan identitas yang paling kokoh dari sebuah budaya. Berbicara tentang kebudayaan, terciptanya bukan hanya dari buah pikir dan budi manusia saja, tetapi dikarenakan adanya interaksi antara manusia dengan alam sekitarnya. Suatu interaksi dapat berjalan apabila ada lebih dari satu orang yang saling berhubungan atau komunikasi. Dari interaksi itulah terjadi sebuah kebudayaan yang menyangkut lingkungan sekitar dan oleh sebab itu pula kita mempunyai beragam kebudayaan.
Suatu interaksi atau komunikasi tersebut tidaklah berjalan tanpa adanya bahasa yang muncul dalam masyarakat. Karena bahasa juga merupakan refleksi dan identitas yang paling kokoh dari sebuah budaya. Bahasa Indonesia berasal dari beragam daerah menjadi bahasa asal bagi kata serapan , bahasa daerah tersebut antara lain bahasa jawa, bahasa sunda, dialek khas jakarta, dan bahasa minangkabau.Namun seiringperkembangan era globalisasi, kini penggunaaan bahasa daerah mulai pudar / hilang keasliannya. Mulai pudarnya bahasadaerah tersebut mengakibatkan munculnya bahasa baru , seperti bahasa serapan.
Bahasa serapan yaitu bahasa hasil integrasi dari bahasa asing dan bahasa daerah kedalam bahasa Indonesia. Ejaan, tulisan ,dan ucapan disesuaikan dengan fungsi bahasa itu sendiri, bahasa serapan di fungsikan masyarakat untuk berkomunikasi di media sosial. Penggunaan kata serapan yang marak bisa mengakibatkan mulai pudarnya keaslian bahasa Indonesia. Kenapa ? karena bahasa tersebut sudah lebih sering digunakan masyarakat dari pada bahasa asli negara kita. Dilihat dari kebiasaan anak zaman sekarang dalam penggunaan bahasanya banyak menggunakan bahasa asing, hingga terbawa dalam kehidupan sehari – hari.TBahasa serapan selain dapat membantu kegiatan promosi juga menjadi daya tarik yang mampu membantu kita dalam belajar bahasa daerah /asing secara tidak lagsung. Adapun ragam bahasa serapan dari bahasa daerah dan dari bahasa asing sebagai berikut :
Karena banyaknya suku bangsa yang ada di Indonesia, beberapa kata dari beragam daerah pun juga menjadi asal munculnya kata serapan. Bahasa daerah yang sering digunakan tersebut antara lain bahasa Jawa, bahasa Sunda, Dialek khas Jakarta, bahasa Minangkabau. Berikut contoh kata serapan dari bahasa daerah
|
Bahasa Jawa |
Bahasa Sunda |
Dialek khas Jakarta |
Bahasa Minangkabau |
|
Ampuh : Sakti |
Nyeri : Sakit |
Ceroboh : Tidak hati-hati |
Acuh : Peduli |
|
Langka : Jarang Ada |
Mending: Lumayan |
Genit : Bergaya |
Gigih : Tangguh |
|
Lugu : Polos |
Meriang : Sakit |
Cakep : Mempesona |
Bertele-tele : Melantur |
Banyak kata serapan yang berasal dari beberapa bahasa asing, antara lain bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Portugis, bahasa Cina, bahasa Belanda. Berikut beberapa contoh kata serapan dari masing-masing bahasa asing:
|
Bahasa Inggris |
Bahasa Arab |
Bahasa Portugis |
Bahasa Cina |
Bahasa Belanda |
|
Aktor |
Abad |
Armada |
Bakiak |
Amatir |
|
Bisnis |
Almanak |
Algojo |
Bakmi |
Akte |
|
Detail |
Baligh |
Bangku |
Bakwan |
Bombardir |
|
Ekspor |
Ilmu |
Dadu |
Cawan |
Coklat |
|
Inovasi |
Lafal |
Dansa |
Ginseng |
Diet |
Contoh Kata Serapan
Sebagai pelengkap referensi tentang kata serapan, berikut disajikan beberapa contoh kata serapan:
|
No. |
Kata Asal |
Kata Serapan |
Bahasa Asal |
|||
|
1. |
Abad |
Abad |
Arab |
|||
|
2. |
Algoz |
Algojo |
Portugis |
|||
|
3. |
Acar |
Acar |
Parsi |
|||
|
4. |
Almanak |
Almanak |
Arab |
|||
|
5. |
Ajian |
Mantra |
Jawa Kuno |
|||
|
6. |
Angkara |
Murka |
Jawa Kuno |
|||
|
7. |
Amateur |
Amatir |
Belanda |
|||
|
8. |
Atleet |
Atlet |
Belanda |
|||
|
9. |
Actor |
Aktor |
Inggris |
|||
|
10. |
Aquarium |
Akuarium |
Inggris |
|||
|
11. |
Allergy |
Alergi |
Inggris |
|||
|
12. |
Ballpoint |
Bolpen |
Inggris |
|||
|
13. |
Ballon |
Balon |
Inggris |
|||
|
14. |
Boetiek |
Butik |
Belanda |
|||
|
15. |
Baligh |
Baligh |
Arab |
|||
|
16. |
Bakiak |
Bakiak |
China |
|||
|
17. |
Banco |
Bangku |
Portugis |
|||
|
18. |
Bolo |
Bolu |
Portugis |
|||
|
19. |
Cuba |
Coba |
Jawa Kuno |
|||
|
20. |
Chocolade |
Coklat |
Belanda |
|||
|
21. |
Coin |
Koin |
Inggris |
|||
|
22 |
Community |
Komunitas |
Inggris |
|||
|
23. |
Copy |
Salin |
Inggris |
|||
|
24. |
Conducive |
Kondusif |
Inggris |
|||
|
25. |
Data |
Data |
Inggris |
|||
|
26. |
Discount |
Diskon |
Inggris |
|||
|
27. |
Director |
Direktur |
Inggris |
|||
|
28. |
Docent |
Dosen |
Belanda |
|||
|
29. |
Duraka |
Durhaka |
Jawa Kuno |
|||
|
30. |
Diwasa |
Dewasa |
Jawa Kuno |
|||
|
31. |
Encang |
Paman |
Belanda |
|||
|
32. |
Egoistisch |
Egois |
Belanda |
|||
|
33. |
Edition |
Edisi |
Inggris |
|||
|
34. |
Embryo |
Embrio |
Inggris |
|||
|
35. |
Essay |
Esai |
Inggris |
|||
|
36. |
Erosion |
Erosi |
Inggris |
|||
|
37. |
Export |
Ekspor |
Inggris |
|||
|
38. |
Etiquette |
Etiket |
Belanda |
|||
|
39. |
Enzyme |
Enzim |
Inggris |
|||
|
40. |
Ijs |
Es |
Belanda |
|||
|
41.. |
Hotel |
Hotel |
Belanda |
|||
|
42. |
Garem |
Garam |
Jawa Kuno |
|||
Kosa kata serapan tersebut sangatlah viral di media sosial saat ini. Viral dan media sosial ??? dua kata yang mungkin ada diantara kalian yang belum begitu mengerti. Kata viral bukan berasal dari bahasa Indonesia. Sedangkan media sosial, merupakan sebuah saluran atau sarana untuk pergaulan sosial yang dilakukan secara online melalui jaringan internet. Di zaman yang bisa dibilang canggih ini tentu media sosial tentu banyak pengaksesnya. Di Indonesia sendiri penggunaan media sosial sudah menyebarluas terutama di daerah kota – kota. Adapun jumlah pengguna media sosial di tanah air menurut data yang diperolehe Marketer (2017) dapat mencapai total 112 juta orang, yang membuat Indonesia berada pada urutan ke-6 pengguna internet terbanyak di dunia.
Berdasarkan uraian di atas, dapatlah ditarik sebuah kesimpulan bahwa budaya, bahasa, kata serapan dan bahasa daerah merupa khazanah kekayaan bangsa Indonesia. Media sosial lahir sebagai media komunikasi dan kosa kata serapan dan bahasa daerah yang ada di dalamnya, merupakan peristiwa patut mendapat perhatian untuk perkembangan dan pengendalian budaya dan bahasa di Indonesia.
Pengirim : snisfi18
Kembali ke Atas
Artikel Lainnya :
- MEMAKNAI IDUL ADHA DENGAN BERBAGI PADA SESAMA
- MENJUNJUNG TINGGI PERSATUAN BANGSA MAKNA PERINGATAN HARI LAHIR PANCASILA DI SMPN 1 SOOKO
- P-5 KOMPOSTING
- PENEBARAN 1000 BENIH IKAN NILA dan LELE Oleh Bunda Purwaning Asri, S. Pd. M. Pd.
- HGN 2022 SMPN 1 Sooko Mojokerto
Komentar :
Kembali ke Atas

Total Hits
Hari ini
Member Online